“Saya tidak bisa mengatakan apakah saya akan menyebutnya seorang bijaksana yang bodoh
Kesalehan berarti
agama yang didasarkan pada kasih
dan keutamaan berarti kekuatan moral dari kesadaran manusia memilih yang terbaik
dalam kehidupan sehari-hari ---- Thomas More
dan keutamaan berarti kekuatan moral dari kesadaran manusia memilih yang terbaik
dalam kehidupan sehari-hari ---- Thomas More
1. Riwayat Hidup
Thomas More seorang humanis lahir di Milk Street, London 7 Februari 1478,
dari keluarga kaya putra Sir John More seorang hakim
terkemuka saat Raja Edward memerintah Inggris.
Pendidikannya diawali di St. Anthony’s School salah satu sekolah
terkenal di London. Sebagai seorang pemuda yang tumbuh dan berkembang menuju
kedewasaan, More diutus untuk mengabdi di istana Lambeth di rumah keluarga
Uskup Agung Canterbury; John Morton. Pada tahun 1494 mengikuti pendidikan di Universitas
Oxford di bawah pengajaran Thomas Linacre dan William Grocym. Selama masa belajar
dia menulis cerita komedi dan belajar
kesusasteraan Yunani dan Latin. Salah satu karya pertamanya mengenai biografi tokoh humanis Italia Pico della
Mirandola yang diterbitkan oleh Wynkyn de Worde pada 1510--- terjemahan dari
bahasa Latin ke bahasa Inggris.
Dua tahun berikutnya (1496) More dipanggil
ayahnya kembali ke London untuk belajar hukum di New Inn dan Lincoln’s Inn dan diterima di Lincoln’s Inn dan menjadi
pengacara (1501). Di Lincoln’s Inn, terpengaruh menjadi pastur dan menganut carthusian
(katoliksisme) sampai menjalani kehidupan pastur. Pikirannya terbagi antara panggilan gereja dan
hidup melayani masyarakat sipil. Semangat monastisisme (cara hidup
biarawan) akhirnya kalah oleh keinginannya mengabdi pada negara di bidang politik.
Dia kemudian menikahi Jane Colt tahun 1505---setahun (tahun 1504) setelah Thomas
More dipilih menjadi anggota parlemen dan memperoleh reputasi sebagai orang adil
dan patron orang-orang miskin.
Pada tahun 1510, Thomas More melihat keadaan
Inggris telah berubah oleh pemerintahan Tudor yang aristokrat. Masa
itu adalah permulaan era baru kapitalisme.
Gambaran kehidupan abad ke-16 di seluruh profesi dan praktek—di dalam
gereja, pemerintahan, masyarakat dan bahkan pengetahuan—berdiri terpisah oleh
jurang yang amat dalam. Pada 1515
sebagai delegasi ke Eropa Utara membantu menyelesaikan perdagangan wol. Atas permintaan
Henry VIII (1516) untuk menjadi penasehat mendorongnya menulis karya—untuk Henry
VIII—yang fenomenal dan luar biasa berjudul Utopia
dengan istilah lain, berkunjung ke negeri antah berantah. Karya tersebut merupakan
satir yang tajam pada masa itu. Meskipun begitu, Henry VIII menganggap hal
tersebut bukan sebuah kesalahan.
More juga membantu memadamkan
pemberontakan di London pada 1517---dilukiskan Shakespeare dalam Drama Sir
Thomas More. Pada 1518, ia menjadi anggota dewan rahasia dan dianugerahi satria
pada 1521. More menjadi konsultan di parlemen dan kanselir walikota Lancaster (1525).
Sebagai konsultan, More menetapkan hak istimewa parlemen di dalam kebebasan
berbicara. Dia menolak merealisasikan
rencana Raja Henry VIII untuk bercerai dengan Katherine dari Aragon (1527).
Meskipun begitu, setelah kejatuhan Thomas Wolsey pada 1529, More menjadi
Kanselir utama.
Ia berhenti pada 1532 karena alasan kesehatan (alasan sebenarnya karena Raja Henry VIII menarik sistem yuridiksi paus dari geraja Inggris). Karena tidak menghadiri penobatan Anne Boleyn pada Juni 1533 membuatnya mendapat peringatan dari Raja dan pada 1534 dia dituduh terlibat bersama Elizabeth Aragón (1527), biarawati dari Kent yang menentang Henry VIII untuk melawan Roma. April 1534, dia dinyatakan bersalah karena berkhianat dan dihukum gantung di samping Uskup Fisher. Pesan terakhirnya di tiang gantungan; Raja adalah pelayan yang baik tetapi Tuhanlah yang terbaik (The King’s good servant but God’s first). More diberkati pada 1886 dan diangkat sebagai orang suci oleh Pope Pius XI pada 1935.
Ia berhenti pada 1532 karena alasan kesehatan (alasan sebenarnya karena Raja Henry VIII menarik sistem yuridiksi paus dari geraja Inggris). Karena tidak menghadiri penobatan Anne Boleyn pada Juni 1533 membuatnya mendapat peringatan dari Raja dan pada 1534 dia dituduh terlibat bersama Elizabeth Aragón (1527), biarawati dari Kent yang menentang Henry VIII untuk melawan Roma. April 1534, dia dinyatakan bersalah karena berkhianat dan dihukum gantung di samping Uskup Fisher. Pesan terakhirnya di tiang gantungan; Raja adalah pelayan yang baik tetapi Tuhanlah yang terbaik (The King’s good servant but God’s first). More diberkati pada 1886 dan diangkat sebagai orang suci oleh Pope Pius XI pada 1935.
2. Konteks Pemerintahan
Inggris
Pada abad XVI kerajaan Inggris di
bawah kekuasaan raja Henry VIII dengan kebijakan
politik-keagamaan “skismastik” mengawali munculnya “anglikanisme.” Keinginan
Henry VIII memisahkan diri dari Gereja Katolik Roma, bukan disebabkan persoalan
teologis tetapi tindakan personal dan politik. Sebagai seorang raja, Henry VIII
berambisi mewarisi tahta kerajaan kepada keturunannya. Namun karena Henry VIII
tidak mempunyai keturunan laki-laki kemudian berusaha membatalkan pernikahannya
dengan Catherine Aragon dan bermaksud menikahi Anne Boleyn. Rencana Henry VIII tidak mendapat persetujuan
dari gereja. Henry VIII tidak menghiraukan hukum Gereja dia lalu di
ekskomunikas ioleh Paus Clemens VII. Setelah diekskomunikasi dari Gereja, Henry
VIII justru mengangkat dirinya sendiri sebagai kepala Gereja Inggris. Thomas
More kemudian dihukum mati karena dianggap
tidak taat pada Henry VIII termasuk penolakannya atas pernikahan Henry VIII
dengan Anne Boleyn. Konteks pemerintahan Inggris diwarnai oleh sebuah gejolak
politik yang mengakibatkan Gereja dan negara saling bertentangan.
3. Sistem Pemerintahan
yang Ideal
Gagasan tentang sistem pemerintahan
yang ideal diawali ketika More berada di Flanders sebagai diplomat dalam perdangangan
wool antara Inggris dan Flemish. Sistem
pemerintahan yang baik adalah gagasan bersama antara;, Thomas More, Peter Giles
(juru tulis dewan kota praja) dan seorang rekan humanis Erasmus. Pertemuan mereka
secara aktual membentuk pemikiran fiktif dalam Utopia dan Thomas More menemukan cara baru memasuki perdebatan
dengan kaum humanis tentang pemerintahan yang baik.
Menurut Thomas More, awal kehancuran sebuah pemerintahan yang baik adalah “tirani.” Thomas More berangkat dari realitas sistem pemerintahan Richard III sebagai seorang raja yang dikenal betindak tidak adil. More dalam The History of King Richard III (1513) menganggap Richard III adalah seorang tiran yang merebut kekusaan dengan cara yang tidak adil. More juga menunjukkan bagaimana sebuah negara yang sebelumnya memiliki sistem pemerintahan yang baik di bawah kekuasaan Edward IV (1483) berubah menjadi sebuah pemerintahan yang korup karena ambisi kekuasaan. More melihat bahwa Richard III merebut kekuasaan dari para pewaris yang sah dengan melakukan berbagai tindakan yang merugikan mereka. Misalnya: mereka dianggap sebagai anak haram dan menolak hak mereka untuk memperoleh suaka atas keluarga mereka.
Menurut Thomas More, awal kehancuran sebuah pemerintahan yang baik adalah “tirani.” Thomas More berangkat dari realitas sistem pemerintahan Richard III sebagai seorang raja yang dikenal betindak tidak adil. More dalam The History of King Richard III (1513) menganggap Richard III adalah seorang tiran yang merebut kekusaan dengan cara yang tidak adil. More juga menunjukkan bagaimana sebuah negara yang sebelumnya memiliki sistem pemerintahan yang baik di bawah kekuasaan Edward IV (1483) berubah menjadi sebuah pemerintahan yang korup karena ambisi kekuasaan. More melihat bahwa Richard III merebut kekuasaan dari para pewaris yang sah dengan melakukan berbagai tindakan yang merugikan mereka. Misalnya: mereka dianggap sebagai anak haram dan menolak hak mereka untuk memperoleh suaka atas keluarga mereka.
Namun, yang menjadi persoalan adalah
bagaimana seseorang bersikap ketika melihat sebuah peristiwa yang menyedihkan
atas kehancuran masyarakat? More mengatakan; pada umumnya manusia akan bersikap
negatif karena manusia tidak mampu berbuat apa-apa. Misalnya: orang miskin
tidak punya pengaruh mengatasi kejahatan yang dilakukan oleh seorang raja
sebagai penguasa. Atau kata orang bijak; lebih baik bersikap rendah hati
terhadap apa yang dilakukan oleh seorang raja sebagai penguasa. Di sinilah More
melihat dimensi ketidakadilan; para penguasa
menerapkan cara-cara yang menghancurkan kerjasama di antara sesama manusia.
Di masa pemerintahan Richard III kehidupan manusia kerapkali diubah menjadi tempat penggantungan bagi para korban politik. More melihat bahwa dalam kehidupan politik ada suatu ketidakadilan Salah satunya adalah bahwa selir Edward, yakni Jane Shore dipaksa menyatakan rasa penyesalannya di depan publik karena telah menyatakan diri menjadi istri raja sementara tindakan Richard III yang keji, seperti pembunuhan, penolakan hak suaka dan lain sebagainya tidak dihukum secara adil. Jane Shore dipermalukan sedang Richard III diagungkan.
Di masa pemerintahan Richard III kehidupan manusia kerapkali diubah menjadi tempat penggantungan bagi para korban politik. More melihat bahwa dalam kehidupan politik ada suatu ketidakadilan Salah satunya adalah bahwa selir Edward, yakni Jane Shore dipaksa menyatakan rasa penyesalannya di depan publik karena telah menyatakan diri menjadi istri raja sementara tindakan Richard III yang keji, seperti pembunuhan, penolakan hak suaka dan lain sebagainya tidak dihukum secara adil. Jane Shore dipermalukan sedang Richard III diagungkan.
Apa yang dikatakan oleh Thomas More
berkaitan cara meraih sebuah sistem pemerintahan yang ideal dalam sebuah negara
tampaknya dipahami sebagai utopis---hanya merupakan sesuatu yang ada dalam
angan-angan semata dan tidak pernah akan bisa dicapai. Namun, utopia Thomas
More menunjukkan sesuatu yang nyata untuk membangun sebuah sistem pemerintahan yang
baik kendati harapan itu sesuatu yang harus diraih di masa akan datang, tidak
ditentukan oleh ruang dan waktu sehingga suatu saat sistem pemerintahan yang
baik akan terwujud dengan sendirnya.
Utopia Thomas More tidak
bersifat khayalan belaka melainkan sebuah realitas yang membawa manusia pada
realitas kesadaran. Untuk mewujudkan sistem pemerintahan yang ideal dalam
sebuah negara, pemerintah harus membangun sebuah kerjasama yang baik dengan
warganegara seperti tampak dalam pemerintahan di kota Utopia. Seorang pemimpin harus
menjauhi hal-hal yang bersifat tirani, sebab “tirani” merupakan awal kehancuran
dan sekaligus kematian sebuah bentuk pemerintahan yang ideal. Sistem
pemerintahan “tirani,” segala nilai kebersaman dan kerjasama tidak pernah tercapai. Kritik Thomas More dalam sistem pemerintahan
zaman sekarang, bahwa sistem pemerintahan kita kerap berada dalam sebuah
tataran ketidakadilan. Pemerintah seringkali
menerapkan prinsip-prinisip yang bersifat anarkis dan tirani terhadap
warganegara---mementingkan diri sendiri dan tidak bekerjasama dengan warganegara, hancurnya sistem pemerintahan yang baik lewat korupsi.
4. Pengertian Utopia
Pemikiran membentuk sebuah kota
harapan sejak lama telah berkembang di kalangan para cendikiawan dan pemikir. Di
antara kota-kota harapan tersebut, misalnya; Utopia-nya Plato, "Kota
Cahaya Mentari"-nya Farabi, dan "Surga Dunia"-nya Thomas More
semuanya adalah contoh negeri impian menjadi
sebuah harapan dan keniscayaan yang kadang juga mustahil untuk diwujudkan atau
utopis. Apa itu Utopia? Utopia
merupakan sebuah sistem sosial politik yang sempurna yang hanya ada dalam
bayangan (khayalan) dan sulit atau tidak mungkin diwujudkan dalam sebuah
kenyataan. Sulit
dan tidak mungkin, karena sesuatu “itu” hanya berada dalam angan-angan.
Misalnya; seorang pemimpin negara bermaksud mewujudkan sebuah negara yang adil
dan makmur. Maksud tersebut tidak mudah bahkan
tidak mungkin kalau dalam negara para pemimpinnya bersikap konservatif;
menentang segala sesuatu yang tidak sesuai
keinginan mereka atau kalau dalam negara selalu terjadi pergolakan
politik,
Terdapat tiga interpretasi berkaitan dengan arti dan
tujuan utopia Thomas More; Pertama:
Utopia merupakan kerangka pemikiran More tentang suatu negara yang ideal.
Kedua; Utopia merupakan sebuah tulisan
yang dipenuhi dengan teka-teki dan ironi, artinya sebagian gagasan utopia mencerminkan
pandangan More dan sebagian lagi tidak. Pandangan ini didukung oleh mereka yang
beraliran humanis yang menempatkan gagasan More dalam pemahaman humanisme yang
lebih luas. Mereka melihat bahwa utopia merupakan sebuah perjalanan menuju ke
“tempat yang tidak ada.” Pandangan ketiga adalah sebuah pandangan yang tidak
meyakinkan bahwa utopia merupakan karangan More yang tidak pernah dimaksudkan sebagai
sesuatu yang serius. dari ketiga
pandangan tersebut dapat disimpulkan Utopia
merupakan pulau khayalan di suatu tempat di Dunia Baru yang warganegaranya membentuk sebuah sistem pemerintahan yang
ideal.
5. Buku Utopia
Pemikiran More dilatari karya Republik
Platon mengenai model kehidupan komunis (komunal) bagi penjaga dan komponen
Negara (bukan kelas produsen). Kualitas superior dari kelas penjaga dan
masyarakat diperoleh dari praktek stirpikultur dan kontrol Negara oleh
pemuda-pemuda yang sedang tumbuh. Di dalam Republik, akhir cerita lebih pada
sisi politik daripada ekonomi. More tidak membatasi perhatiannya pada kelas
pemerintah tetapi kepada seluruh struktur sosial yang dia rencanakan. Narasinya
diletakkan pada tokoh Raphael Hythloday, pelancong Portugis yang mengkritik
hukum dan kebiasaan Negara-negara Eropa dan menggambarkan institusi ideal dari
hasil observasinya ketika dia singgah di Negara Utopia selama lima tahun.
Pendapat More bukan hanya tentang kebijakan politik kontemporer tetapi tentang
muasal pemerintahan dan usaha-usaha yang dilakukan Plato dan Aristoteles untuk
membentuk Negara ideal. Utopia terbagi menjadi dua buku; pertama
mengilustrasikan dialog antara Thomas More, Hythloday, dan Peter Gilles yang
berperan sebagai penghubung keduanya. Buku Kedua adalah narasi deskriptif
tentang hukum, kebiasaan dan orang-orang di Utopia sedang Buku Pertama sebagai
komentar yang jelas pada Eropa kontemporer dan Inggris secara khusus.
Buku Utopia memberikan gambaran
mengenai tiga karakter; pertama adalah Thomas More sebagai dirinya sendiri,
Raphael Hythloday atau Rapahel Nonsenso, merupakan pelancong di negeri eksotis
dan tokoh Peter Gillis. Hythloday tidak hanya bepergian ke Utopia saja tetapi
negeri “aneh” lainnya dan atas pengalamannya menemukan bahwa kebanyakan mereka
lebih baik dari Eropa. Menurut
Hythloday, Inggris mempunyai administrasi yang amat buruk. Pencuri dan pembunuh
dihukum mati tanpa ada konsekwensi pengampunan. Cara-cara menghukum lebih
ditekankan daripada melihat bahwa manusia tidak dikendalikan untuk mencuri. Sebagai
contoh; kelas rendah seharusnya mempelajari perdagangan sehingga mereka tidak perlu
melakukan pencurian ketika dipecat oleh majikannya. Ketetapan seharusnya dibuat untuk
pekerja-pekerja agrikultur (petani) yang tidak mereka ikuti ketika tanah untuk
becocok tanam dirubah menjadi peternakan.
Kesulitan-kesulitan pemerintah Eropa seringkali dibenturkan dengan
institusi kepemilikan pribadi. Keberatan
dibuat untuk menyanggah Hythloday bahwa Negara tidak akan makmur selama seluruh
properti menjadi milik umum karena tidak ada rangsangan untuk kaum buruh,
manusia menjadi lamban, kekerasan dan pertumpahan darah menjadi keniscayaan. Hythloday
menjawab dengan menggambarkan kondisi negara Utopia.
Buku Utopia berjudul asli “The Best State of Commonwealth and the New
Island or Utopia” terbit tahun
1516---salah satu contoh penting humanisme selama masa Renaisans---karya Sir
Thomas More; filosof dan penulis Inggris. Sebuah karya fiksi dalam filsafat
politik yang menggambarkan; sebuah
masyarakat pulau yang serba tertib dan teratur dalam kehidupan sosial, politik
maupun agama serta bebas dari berbagai kelemahan dan kekurangan---masyarakat
yang nyata tak mungkin seindah itu. Buku
Utopia terdiri dua buku; Buku Satu tidak
mempunyai sub-sub judul sedang buku dua terdiri beberapa sub judul---tentang perekonomian dan
pekerjaan, tentang pemerintah, pernikahan dan lain sebagainya. Kedua buku
tersebut ditulis pada tahun 1515-1516. Utopia Buku Dua diselesaikan lebih
dahulu dari pada Utopia Buku Satu. Buku pertama
hampir seluruhnya berisi dialog sedang Utopia Buku Dua tentang pemahaman utopia
oleh Thomas More yang ternyata tidak sekadar bersifat khayalan, tetapi sekaligus
mengandung nilai-nilai kehidupan, baik yang bersifat religius maupun
sosial.
Kalau dalam Utopia Buku Satu; latar belakang Utopia diawali dari sebuah
taman di Antwerp. Antwerp adalah sebuah
kota pelabuhan besar di Eropa yang penuh dengan kapal dan pengelana dari Dunia
Baru. Kota ini ditemukan oleh Columbus sekitar tahun 1492. Di kota ini terdapat
dua sahabat; Peter Giles dan Morus yang secara bersama-sama mendengarkan kisah pengelana
Portugis; Raphael Hytholday---seorang yang tidak hanya menjadi seorang
pengelana biasa, tetapi lebih sebagai seorang pencari kebenaran dalam kehidupan
politik.
Sementara dalam Utopia Buku Dua; Utopia diandaikan sebuah pulau yang secara
geografis dan sosial merupakan gambaran Kota Inggris. Pulau ini didirikan oleh
Utopus. Secara geografis memiliki luas 200 mil di bagian tengah. Tetapi, karena
pulau ini dipersempit akhirnya sekelilingnya menjadi 500 mil sehingga pulau
tersebut berbentuk seperti bulan sabit. Di sekeliling pulau terdapat belasan
pulau yang terpisah ke dalam sebuah teluk
besar. Di pulau Utopia, ada 54 negara kota dan satu ibu kota sebagai
tempat pertemuan para wakil dari masing-masing kota (kota Amaurot) dengan
posisi di dekat pusat pulau Utopia.
Sebagian besar warga negara Utopia adalah bertani, sehingga setiap kota dibangun
dengan baik dan dilengkapi peralatan pertanian. Karena itu, setiap penduduk mempunyai
keahlian dan ketrampilan dalam mengolah tanah sebagai tempat mencari nafkah
sehari-hari.
6. Sistem Pemerintahan Pulau
Utopia
Pulau Utopia sebuah pulau tidak hanya
memiliki keindahan dalam khayalan, tetapi lebih dari itu Pulau Utopia mempunyai
sebuah struktur sistem pemerintahan yang ideal.
Pulau Utopia terletak di selatan Khatulistiwa terdapat 54 kota, di mana
tiap kota dengan kota lainnya berjarak 25 mil. Bertani adalah satu pekerjaan
yang dikerjakan oleh semua orang, laki-laki dan wanita tanpa pengecualian.
Pemerintahannya representatif. dengan kebijakan institusional yang mengarah
pada harmoni sosial. Raja Utopus memanage seluruh kota Amaurot dengan sejumlah
cara. Tiap kota dikirim tiga orang yang bijaksana dan
berpengalaman ke ibu kota untuk terlibat
dalam urusan publik.
Bentuk
pemerintahannya federasi dimana
kota-kota memiliki otonomi mengatur urusan internalnya sendiri. Bentuk
pemerintahannya didasarkan bentuk rumah tangga; ada kepala rumah tangga dan ada
anggota-anggotanya. Setiap tahun
kelompok (terdiri tiga puluh keluarga) memilih seorang pembesar (Magistrate)
sebagai pemimpin yang disebut Sphylarch.
Setiap sepuluh pemimpin kepala suku atau klan, membentuk satu kelompok
dan dari kelompok tersebut dipilih satu orang diantara mereka sebagai
perwakilan (Tranibor). Para tranibor
yang terpilih dapat mengadakan pertemuan untuk memilih seorang hakim atau
gubernur---dari empat orang yang dicalonkan oleh masing-masing kota. Dalam pemerintahan Utopia, gubernur terpilih
menjabat seumur hidup namun apabila seorang gubenur yang berkuasa dianggap
tiran terhadap warganegaranya, maka gubernur tersebut akan diganti dan dipilih
gubernur yang lain.
Para Tranibor
berperan penting terutama mengkonsultasikan berbagai persoalan negara kepada
gubernur. Setiap hari, para Tranibor bersama dua orang pemimpin (yang mereka
ajak) masuk ke dalam senat berkonsultasi dengan gubernur mencari
solusi menyelesaikan persoalan negara. Semua persoalan disampaikan dalam sebuah
dewan umum yang terdiri dari para pejabat terpilih. Para pejabat terpilih melibatkan
seluruh warganegara dalam mengambil kebijakan atau keputusan secara demokratis.
Pemerintah di kota utopia menghindari sistem pemerintahan yang bersifat “aristokrasi”---sebuah
negara dipimpin oleh seorang bangsawan yang mempunyai kedudukan dalam
masyarakat.
Masyarakat pedesaan
hidup di lingkungan pertanian yang menyebar di seluruh pulau dan terdiri dari
40 orang di samping dua budak. Untuk
setiap 30 rumah pertanian ada pemimpin yang dikenal dengan Philarch. Sepuluh Philarch bersama-sama dengan kelompok
keluarga mereka di bawah petugas yang disebut dengan Ketua Philarch. Menunjukkan bahwa alasan tidak adanya hak
milik pribadi dan uang di Utopia.
Pangeran pulau dipilih seumur hidup oleh mereka dari empat kandidat yang
diusulkan oleh masyarakat. Dia akan diturunkan jika dianggap tiran.
Hukum-hukumnya berjumlah sedikit, begitu juga kekerasan yang terjadi. Di antara
daerah agrikultur Utopia, ada ilmu pengetahuan yang diinstruksikan. Anak-anak
di sekolah belajar sejarahnya dan teori. Dari setiap kelompk dari 30 petani, 20
orang setiap tahunnya dikirim ke Negara tetangga untuk memberi ruang bagi orang
yang datang dari kota ke Negara. Untuk mengatur populasi, pemerintah mengatur
ketetapan bahwa di setiap kota hanya ada 6000 rumah tangga yang setiap rumah
berisikan 10 atau 16 orang. Jika rumah tersebut mempunyai jumlah yang lebih
maka mereka akan ditransfer ke daerah yang tidak mencukupi.
Dari segala waktu,
tiap orang diajarkan berdagang tetapi jika
menginginkan yang lain juga diperbolehkan. Kerja masyarakat Utopia hanya
enam jam sehari memenuhi kebutuhan dan
kehidupan mereka, ini diharapkan pemalas menjadi sedikit dan tidak ada waktu
yang sia-sia. Di beberapa kota, kelompok
keluarga mempunyai tempat makan umum, meski setiap orang berhak makan di
rumahnya sendiri---Pelayanan dilakukan oleh para budak, sementara wanita-wanita
dari beragam keluarga juga ikut membantu persiapan makanan. Ketika masyarakat
Utopia memproduksi cukup suplai setidaknya selama dua tahun, mereka memakai
surplus yang diperoleh dari perniagaan dengan Negara-negara tetangga, yang
membuat mereka aman dari emas, perak, besi dan benda-benda lain yang mereka
butuhkan. Mereka tidak menggunakan emas dan perak sebagai mata uang, sejak
mereka mempunyai kepemilikan bersama pada properti, tetapi mereka menggunakannya
untuk menyewa tentara dari negara tetangga. Untuk urusan musik, aritmatika, dan
geometri mereka lebih unggul dai Eropa dan di astronomi dan meteorolgi mereka
jauh melampaui.
Terdapat varian
berbeda dalam agama, tetapi ritual publik mereka mempunyai karakter umum
sehingga mereka dapat melakukan ritual keagamaan bersama. Seluruh kepercayaan
selain Atheisme ditoleransi. Etnik mereka adalah hedonistik dan sedikit dari
mereka yang tertarik pada kehidupan asketik (pertapa). Hukuman mereka pada kriminal
dan kejahatan adalah dijadikan budak, dan seseorang yang seharusnya dihukum
mati di Negara lain juga diperlakukan demikian. Anak-anak dari para budak tidak
mempertahankan status dari orang tua mereka. Seseorang yang terkena penyakit
yang tidak bisa disembuhkan, oleh para pendeta dan hakim disarankan untuk hidup
menyendiri. Jikalau mereka tidak mau, tidak akan ada paksaan. Mereka yang
melakukan bunuh diri tanpa persetujuan pendeta dan hakim akan dilakukan
penguburan yang tidak terhormat dan mereka yang meninggal dengan gembira,
tubuhnya akan dikremasi sebagi simbol penghormatan. Wanita tidak diperbolehkan
menikah di bawah umur 18 begitu juga laki-laki yang harus di atas umur 22.
banyak langkah yang diambil untuk membuat mereka melakukan pernikahan, salah satunya
diperkenalkan satu sama lainnya untuk menghindari rumah tangga yang tidak
bahagia. Perceraian hanya boleh dilakukan satu kali dan hanya pihak yang tidak
bersalah yang boleh menikah lagi. Pendeta Utopia mempunyai kekudusan yang
tinggi, tetapi jumlahnya sedikit. Mereka dipilih oleh masyarakat dengan surat
suara rahasia. Wanita tidak dimasukkan pada kependetaan, meskipun sebagian
mereka—janda dan wanita tua—dipilih. Kependetaan berada di kehormatan yang
sangat tinggi. Pelancong menyimpulkan bahwa kuantitas ini menunjukkan
kebahagiaan dan persesuaian yang berlaku di Utopia berada pada tiadanya
property pribadi.
Untuk urusan
bepergian, Hythloday berkata, “Seseorang yang ingin mengunjungi temannya di
negeri lain dengan gampang mendapat izin dari Syphogrant dan Tranibor (petugas
yang menangani hal tersebut), kecuali jika untuk beberapa alasan dia dibutuhkan
di rumah.” Tetapi dia harus berjanji untuk kembali pada waktu tertentu. Jikalau
dia melanggar maka akan diberi hukuman keras. Ini mengindikasikan masyarakat
yang kolektif, bahwa seseorang meninggalkan komunitas tanpa memberitahu
seseorang merupakan kriminal dan harus dihukum.
7. Penutup
Karya Utopia adalah potret sempurna
sosial pemerintahan yang dibangun
berdasarkan fundamen-fundamen agama.
Faktanya, ia adalah prototip dari
tulisan tentang sistem sosial pada abad ke-8; pandangan Utopia sekuler.
Konsep pemerintah sosial yang sempurna adalah surga yang dibawa ke bumi atau
surga yang diwujudkan di bumi. More menyadari bahwa nafsu pada kekayaan sumber
utama kejahatan dalam masyarakat. Utopia menggambarkan kondisi masyarakat
terpuaskan atas kebutuhan-kebutuhan dasar dan menyediakan penyangga atas
bahaya-bahaya di masa depan, termasuk serangan
negara lain. Di dalam Utopianisme-nya, masyarakat tidak perlu bekerja
lebih untuk berbagai keperluan namun tetap menghormati pekerjaan yang dilakukan
atas kemauan sendiri. Gagasan More banyak ditiru pemikir setelahnya, meski
tidak serupa tetapi hal tersebut sebuah interpretasi dan kelanjutan dari karya
More yang membumi. Sebut saja karya Prancis Bacon; "New Atlantis"
(1624), Campanella; "City of the Sun" (1637), William Morris's; "News
from Nowhere" (1890) termasuk Saint-Simon, penganut Utopia modern dan
KarlMarx.
Karya
Utopia Thomas More sebuah pemikiran penting membantu kita memahami pemikiran
politik masa sekarang dan renaissance serta meninjau ulang kondisi Eropa abad
ke-16. Karya ini adalah kendaraan More meninjau dan menguraikan beberapa gagasan
terkait dengan nasehat raja pada peranan properti pribadi di dalam masyarakat.
Ceritanya; More diberitahu tentang pulau di dunia baru bernama Utopia oleh
Raphael Hythloday—arti Hythloday adalah orang yang ahli omong kosong—yang
merupakan daratan yang mempunyai perbedaan dan persamaan dengan negara Inggris
yang dipimpin oleh Tudor. More menyimpulkan perbedaan di akhir bukunya bahwa
beberapa hukum dan kebiasaan yang dijelaskan Hythloday di Negara Utopia
sebenarnya sangat absurd, dia mengakui bahwa di negara makmur Utopia ada
beberapa ciri-ciri dan karakter yang sama dalam masyarakat kita lebih dari yang
kita lihat.
8. Daftar Pustaka
Ian
Ousby, Ed. 1998. The Life of Sir Thomas More (1478-1535), The Cambridge Guideto
Literature in English.(Cambridge University Press: Cambridge).
Frank
O'Hara. 1912. Utopia. Catholic The Catholic Encyclopedia. Volume XV.
(Archbishop of NewYork.).
Kristiyanto,
Eddy, Reformasi dari Dalam: Sejarah Gereja jaman Modern, Yogyakarta:
——-Kanisius, 2004.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), edisi ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2003.
Murphy, Anne, Thomas More Tokoh Seri Pemikir Kristen, (terj), P. Hardono Hadi,
——-Yogyakarta: Kanisius, 2001.
Ogden, H.V.S. (ed), Principal Dates in More’s Life dalam Utopia by Thomas More, New
——-York: Appleton-Cent0ury-Crofits, Inc.
Richard Marius. 1995. Utopia as Mirror for a Life and Times. (Keynote Address, Loyola Collegeof BaltiMore, BaltiMore, Maryland).
——-Kanisius, 2004.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), edisi ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2003.
Murphy, Anne, Thomas More Tokoh Seri Pemikir Kristen, (terj), P. Hardono Hadi,
——-Yogyakarta: Kanisius, 2001.
Ogden, H.V.S. (ed), Principal Dates in More’s Life dalam Utopia by Thomas More, New
——-York: Appleton-Cent0ury-Crofits, Inc.
Richard Marius. 1995. Utopia as Mirror for a Life and Times. (Keynote Address, Loyola Collegeof BaltiMore, BaltiMore, Maryland).
Syakban
Rosyidi. 2002. The History of Modern Thought. CISC (Center of Interdisciplinary
Study and Cooperation: Malang).
The
New Book of Knowledge, Vol. 12, USA: by Grolier Incorporated, 1981.
The Encyclopedia Americana Internation, Vol. 19, USA: Grolier Incorporated, 1981.
The Encyclopedia of Philosophy, Vol. 5, New York: Collier Macmillan Publishers, 1967.
The Encyclopedia Americana Internation, Vol. 19, USA: Grolier Incorporated, 1981.
The Encyclopedia of Philosophy, Vol. 5, New York: Collier Macmillan Publishers, 1967.
Alcaponne, 12
September 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar